Mengurai ingatan masa silam, ketika seorang bocah tumbuh dengan tanggung dan manja. Begitu banyak hal-hal baik yang termaknai. Satu mencuat di antaranya, ketika bocah itu dihadiahi sebuah sepedah rakitan berwarna kuning berukuran 16. Hanya sepedah biasa, memang. Tak harus mewah, gaya atau simbol-simbol penjebak lainnya. Selagi ada dan bisa dipakai baginya sudah lebih dari cukup. Ditambah lagi, buah tangan rakitan yang dibalut dengan kasih dan sayang adalah nilai yang tak terbeli.
Tuhan menciptakan alam semesta, manusia dan isinya bukan tanpa tujuan, yaitu untuk membuktikan eksistensian Tuhan sebagai pencipta. Kemudian dalam penciptaan manusia, Tuhan melebihkannya, yaitu anugrah berupa nafsu, akal dan pikiran. Dari anugrah tersebut manusia berkuasa atas dirinya, tingkat laku dan perbuatannya. Tapi tetap tidak lepas dari lingkaran kehendak-Nya.
Udah lama ga nulis, ga ngarep ini semua dibaca sama kamu juga. Tapi karena pengen aja. Apa kamu suka tiba2 ke inget ga? Ke omat gitu? Kalau omat sih iya.
Untuk Mila,
Surat yang kedua.
Masuk Ramadhan hari ke-5 nyak? Dulu aku kalau nunggu buka atau lagi tarawih sok asa mikir meni lila-lila teuing terus harus we ngabuburit GJ tea, tapi sekarang mah waktu teh justru asa cepet. Mungkin manusia teh ada kedewasaan juga menyikapi Ramdahan.
